Galau.. itulah yang dikatakan siapa saja, dimana saja jika mengalami hal yang tidak menyenangkan baginya. Kini kata galau sudah menjadi hal yang lumrah dan universal maknanya. Tak hanya menyangkut masalah hati saja. Entah siapa yang pertama kali membuat satu kata ini menjadi begitu tenar di masyarakat kita saat ini. Terutama bagi pengguna jejaring sosial seperti facebook dan twitter yang kini sedang membuming. Twitter kini tidak hanya digunakan untuk tempat berbagi informasi ataupun situs pertemanan belaka, namun twitter sudah menjadi “buku diary” untuk sebagian penggunanya. Tak dapat dipungkiri jika twitter sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita di dunia nyata. Berawal dari sindiran di twitter pertengkaran yang sesunguhnya terjadi. Tentu kamu masih ingat dengan kejadian beberapa orang atlet yang di diskualifikasi dari olimpiade London akibat kicauannya di dunia maya tersebut. Mereka tentu bukan tanpa alasan menulis hal tersebut di jejaring sosial. Jawabannya adalah mereka sedang galau. Lagi dan lagi jawabannya adalah galau..
Galau sebenarnya dapat diartikan sebagai rasa sedih, kecewa, ataupun rasa putus asa yang sudah begitu mendalam. Itu adalah opini saya, mungkin berbeda dengan kamu. Galau pada awalnya selalu dikait-kaitkan dengan sakit hati atau patah hati yang sangat parah. Misalnya diputusin pacar secara mendadak, diselingkuhi oleh teman sendiri, harus menjalani LDR (Long Distance Relationship) atau berhubungan jarak jauh padahal hati merasa tidak siap ditinggal, dan sebagainya. Galau dapat dikatakan sebagai virus. Bahkan termasuk dalam kategori yang sangat membahayakan hati manusia. Virus galau sudah sangat rentan menyerang siapa saja. Tak kenal usia dan yang sangat jelas tak memandang wajah.
Galau tak pernah memilih hanya ingin dimiliki oleh orang yang ganteng atau cantik saja. Galau milik siapa saja yang masih percaya bahwa galau itu nyata, bukan hanya bunga, tidur apalagi bunga bank. Itu adalah hal yang paling mustahil. Cara mengatasi galau yang menurut saya paling ampuh adalah mengungkapkan kegalauan itu. Misalnya dengan berbagi cerita pada sahabat atau orang yang dipercaya, menulis di buku diary atau dunia maya seperti yang saya lakukan saat ini, dan yang paling sering saya lakukan adalah mendengar dan ikut menyanyikan lagu-lagu melankolis alias lagu galau. Untuk saya beberapa cara tersebut dirasa cukup ampuh untuk mengatasi kegalauan. Mungkin itu juga yang kamu lakukan jika kegalauan sedang melanda.
So.. intinya saya juga manusia dan saya juga pernah galau. Bahkan galau sudah menjadi sahabat baik saya sejak saya menginjakkan kaki di perguruan tinggi setahun yang lalu. Galau terhadap tugas, jam kuliah, pulang malam, dan galau terhadap cinta tentunya. Galau itu manusiawi, boleh saja dilakukan. Namun kita harus ingat, jangan berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang tidak baik. Apalagi jika galau yang berlebihan. Tidak hanya membuat stress, tetapi juga membuat kantong tipis. Karena biasanya orang yang sedang galau lebih senang berada di luar rumah melupakan masalah dan segala kegalauannya yang tentu saja akan menghabiskan uang jajan.
Ayo kawan yang ganteng dan cantik.. jangan mau lagi diperbudak dengan galau. Lawan kata galau itu dengan “Move On”. Karena sesungguhnya habis galau terbitlah move on..
Semangkaaaa… semangat move on, cari yang baru. Pasti akan ketemu walaupun harus nunggu 100 tahun lagi.. :D
