Entri Populer

Translate

Sabtu, 02 November 2013

Kenapa Cabai Terasa Pedas dan Panas

800px-Naga-jolokia
Bicara soal cabai akan langsung terbesit dalam pikiran kita rasanya yang pedas. Lalu apakah kalian pernah bertanya apa yang membuat rasa cabai itu pedas dan panas di lidah saat kita mengkonsumsinya? Selain itu, dapat membuat para pengkonsumsinya merasa ketagihan?
Jika cabai dibelah, maka didalamnya akan kita temukan plasenta (berupa bunga karang berwarna putih, penghubung antar biji cabai) yang mengandung zat capsaicin. Capsaicin  inilah yang menimbulkan sensasi terbakar dan nyeri pada lidah. Capsaicin ini seperti minyak dan menyengat sel- sel pengecap lidah.
Nama kimia capsaicin adalah (E)-N-(4 hidroksi-3-rretoksiphenilmetil) 8-metil-6-none amida; trans-8 meti-N-Vinilil-6-noneamida; N(4 hidroksi-3-metoksi benzil)-8-metil none –trans-6-amida; C18H 27 NO 3.
structur-capsaicin
Capsaicin mempunyai sifat kimia dan fisika sebagai berikut:
  1. Kapsaisin adalah zat nonpolar, tidak bisa dicampur air, persis seperti minyak, mudah larut dalam eter, benzen, kloroform, dan sedikit larut dalam CS2.
  2. Bentuk kristal segi empat monoklin
  3. Titik leleh dalam petrolium eter 650C
  4. UV max 227, 281
Rasa pedas ini muncul karena capsaisin menciptakan isyarat yang sama bagi otak seperti saat kulit terkena panas. Berbeda dengan panas, rasa panas dari lidah ini hanya “rasa”, bukan terbakar sesungguhnya.
Sensasi rasa nyeri dan terbakar (pedas) dari capsaicin timbul akibat efek iritatif. Hal ini terjadi setelah interaksi dengan neuron sensorik. Capsaicin merupakan salah satu senyawa grup fungsional vanilloid, sehingga senyawa ini berikatan dengan reseptor VR1 (Vanilloid Receptor Subtype1). VR1 adalah ion channel receptor, yang apabila teraktivasi akan menginduksi masuknya kation kedalam sel. Kation ini bila telah mencapai nilai ambang akan menimbulkan depolarisasi sehingga terbentuklah impuls menuju ke otak. Efek ini sama dengan efek iritatif yang ditumbulkan oleh panas maupun trauma. Tetapi capsaicin tidak memberikan trauma pada jaringan secara langsung pada dosis rendah.
Efek iritatif capsaicin tidak hanya berlangsung di mulut dan lidah, tetapi dapat sampai hingga lambung dan usus. Pada beberapa orang yang peka, hal ini akan menyebabkan lambung teriritasi hingga sekresi getah lambung meningkat dan gerak peristaltic saluran pencernaan juga meningkat. Akibatnya orang tersebut akan mencret. Capsaicin dosis tinggi dapat menyebabkan gastro-esophageal reflux, dan menurut beberapa penelitian (walaupun masih diperdebatkan) dapat menyebabkan kanker lambung.
Mengatasi Kepedasan Karena Cabe 
Jika terasa pedas dan panas maka tidak akan sembuh dengan meminum air karena kapsaisin tidak larut dalam air.
Beberapa cara yang dapat dilakukan saat mengalami kepedasan, yaitu:
  1. Kunyahlah makanan yang mengandung kasein. Karena, kasein dapat melarutkan capsaicin sehingga rasa pedas pada lidah akan berkurang. Contoh makanan yang mengandung kasein: susu bubuk, nasi, dan roti tawar.
  2. Makanlah makanan yang mengandung minyak karena minyak juga dapat melarutkan capsaicin.
  3. Jangan meminum minuman bersoda. Karena, minuman ini akan membuat rasa pedas dan panas menjadi semakin dahsyat.
Jika tidak dilakukan tindakan apapun maka respon dari rasa pedas akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa jam.
Cabe mempunyai rasa pedas yang berbeda tergantung pada varietas cabe. Rasa pedas pada cabe ini dikontrol oleh capsaicin.
Polisi sering menggunakan kapsaisin untuk menggendalikan massa demonstran. Cairan kapsaisin ini lazim disebut “gas air mata”, yang mudah membuat iritasi orang.
*Disadur dari berbagai sumber*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar